“Cinta Yang Tak Pernah Padam”
Oleh JURAIDIN (Jul Wawo)
Selasa, 01 januari 2016, Pukul
22.10 WITA
Arama Mahasiswa Bima Mataram
Kariya tentang
cinta menurut saya sudah berserakan dimana-mana. Ada yang berbentuk buku, ada
yang berbentuk file, ada yang berbentuk kaset, ada yang berbentuk film dan ada
yang berbentuk lain. Saking banyaknya tidak bisa saya sebutkan satu per satu dalam
coretan singkat ini. Penulis tau, kariya cinta yang pembaca pahami lebih banyak
dan akut ketimbang yang penulis tulis dan pahami. Walau demikian, dalam tulisan
singkat ini penulis tidak mempersoalkan kuantitas dan keakutan cinta yang
kebanyakan kita pahami. Sesungguhnya “cinta” yang penulis maksudkan disini
adalah cinta orang tua terhadap anaknya.
Kita semua
tahu bahwa kecintaan orang tua terhadap anaknya melebihi segala-galanya. Tidak
ada benda, makhluk atau apapun di dunia ini yang mengalahkan kekuatan cinta
orang tua terhdap anak-anaknya. Oleh karena itu, cinta kedua orang tua terhadap
anaknya melebihi segala yang ada. Seandainya bumi serta isinya kita bandingkan
dengan cinta kedua orang tua kepada anaknya, hal itu tidak akan sebanding. Hal
ini dikarenakan pengorbanan, tanggung jawab serta kasih sayangnya begitu besar
dan dalam yang diberikan orang tua kepada seorang anak.
Sebagai
seorang anak yang mencintai dan paham dengan cinta yang telah diberikan oleh
kedua orang tua, seorang anak tidak mungkin melakukan hal-hal yang menyakiti
atau membuat orang tuanya kecewa atau tersakiti. Hal ini akan menjadi dosa
besar bagi seorang anak. Membawa kehancuran dan memporak-porandakan kehidupan
seorang anak di dunia (alam fana’) bahkan di akhirat kelak (negeri abadi) kehidupan
yang selama-lamanya. Semua itu karena jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah
menerangkan dalam sabdanya. “Ridho Allah
sangat bergantung pada keridoan orang tua, sementara murka Allah sangat
bergantung pada murka kedua orang tua”.
Dalam
praktiknya, kecintaan orang tua terhadap anak-anaknya tidak akan pernah padam,
tidak akan pernah hilang, tidak akan pernah berkurang dan sirna walau dimakan
zaman. Ini semua karena adanya kedekatan hati, iktatan batin yang menjadikan
orang tua akan semakin cinta pada anak-anaknya. Kendati anakya berbuat salah,
kendati anaknya sering mengecewakannya, kendati anaknya banyak tingkah, itu
semua tidak akan mengurangi rasa cinta orang tua pada anaknya.
Semoga dalam
hidup ini kita sebagai anak dan nantinya akan menjadi orang tua selalu
mengedepankan cinta di atas segala-galanya. Cinta yang dibimbing oleh Sang Maha
pemilik cinta sejati. Sehingga pada saatnya nanti kita dipulangkanNya dalam
keadaan saling mencintai, menyayangi karena iman dan takwa kepada Allah SWT.
Amiin yaamujibassaa iliin… I love they
(mother and father).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar